Banyak trader mengira tantangan psikologis dalam trading cuma terjadi saat ia mengalami rugi. Ini adalah pemahaman yang salah. Faktanya, trader yang sedang cuan juga mengalami beban psikologis yang besar. Bahkan beban psikologis saat trader sedang profit justru lebih besar dibanding saat trader sedang rugi. Baca artikel ini untuk mengetahui lebih lanjut.

Cuan Juga Menjadi Beban Psikologis

Jika tidak percaya, bandingkan kedua skenario ini: Lebih mudah mana secara psikologis, menangani trading saat sedang floating profit 10% dibanding saat sedang floating rugi 10% ?

Boro-boro floating profit 10%, banyak trader sedang floating profit 1%-2% saja kadang sudah kebelet ingin segera take profit. Jari tangan sudah gatal ingin segera close posisi. Tapi kalau rugi hingga puluhan persen masih cenderung santuy.

Hal ini disebabkan faktor psikologis. Saat sedang cuan, trader menjadi lebih risk averse, yaitu cenderung tidak mau ambil risiko. Sehingga trader terdorong secara psikologis untuk segera take profit, mengamankan profitnya. Menghindari risiko profitnya menjadi tergerus atau hilang.

Semakin besar jumlah profitnya, semakin besar tekanan psikologis untuk menghindari risiko kehilangan profit tersebut.

Jadi menahan floating profit hingga sangat besar itu adalah sungguh perjuangan berat. Menahan diri sampai sistem trading muncul sinyal jual itu berat. Ibaratnya di meja makan sudah ada makanan enak, sudah lapar tapi tidak boleh makan sebelum muncul tanda boleh makan.

Karena itu menjadi trader yang profitable memang tidak mudah, terutama secara psikologis.

Cuan Juga Menjadi Beban Psikologis - Penjelasan

Jika Anda ingin belajar tentang Psikologi Trading, baca buku "Psikologi Trading".

Semoga menginspirasi

>> Jangan Lewatkan

Member Rekomendasi saham JurusCUAN cuan senilai apartemen

Segera bergabung ke Rekomendasi Saham JurusCUAN
Sudah dibuktikan oleh member-member lain berhasil memberikan profit