Kita sudah mengetahui siklus emosi dalam investasi saham. Suasana hati investor berubah-ubah dalam berinvestasi saham, mulai dari merasakan optimisme sampai depresi. Semua hal tersebut bisa terjadi kapan saja. Yang menjadi masalah adalah emosi tersebut bisa merugikan investasi saham yang kita lakukan.
Emosi-emosi tersebut bila tidak dikontrol dengan baik akan menghambat hasil investasi saham kita. Contohnya:
- Melihat harga saham naik tinggi, nekat masuk di harga tinggi karena serakah. Ingin mendapatkan profit besar
- Melihat harga turun, menjadi panik, kemudian menjual rugi saham yang dimiliki
- Melihat harga saham rebound, trauma dan takut untuk masuk kembali. Saat harga saham naik terus, cuma bisa gigit jari.
Jika kejadian ini berulang terus, kapan bisa menjadi kaya dari pasar saham? Bukannya kaya, malah jadi bangkrut. Karena akhirnya sering rugi dan jarang profit. Yang seharusnya dilakukan adalah mengontrol emosi supaya tidak merusak rencana investasi yang sudah ditetapkan sebelumnya. Kuncinya adalah disiplin dalam menjalankan aturan investasi.
An investor's worst enemy is not the stock market, but his own emotions
Semoga artikel ini bermanfaat