Siapa yang di sekolah suka nyontek? Mencontek menjadi jalan pintas untuk mendapat nilai bagus, karena yang dicontek biasanya lebih pintar dari kita. Di dunia sekolah sebaiknya tidak dilakukan, mencontek bukan perbuatan baik. Tapi di dunia investasi, sah-sah saja kita mencontek strategi investor lain. Biasanya investor saham terkenal seperti Lo Kheng Hong menjadi sorotan. Saham apa yang dibelinya juga mejadi incaran investor ritel lainnya. Lo Kheng Hong beli saham apa, tinggal ikutan beli. Pertanyaannya: Apakah mencontek strategi investor terkenal akan efektif, dalam arti bisa menghasilkan profit yang sama secara persentase?
Mencontek Strategi Investor Terkenal Itu Sederhana
Investor terkenal biasanya membeli saham dalam jumlah besar. Maklum duitnya gede. Kalau kecil, ya sama saja seperti kita-kita dong. Karena itu pergerakannya pasti ketahuan. Di bursa saham Indonesia, investor yang memiliki saham paling sedikit 5% (lima persen) dari seluruh saham perusahaan wajib melaporkan kepemilikannya ke otoritas. Media biasanya juga memberitakan aksi pembelian atau penjualan saham yang dilakukan investor terkenal. Tinggal dicontek.
Mencontek Strategi Investor Terkenal Ternyata Tidak Semudah Yang Terlihat
Kalau cuma mencontek beli saham apa memang mudah. Tapi proses selanjutnya itu yang sulit. Hal inilah yang menyebabkan banyak investor ritel yang mencontek strategi investor terkenal tidak mendapatkan profit yang sama secara persentase. Bahkan banyak pula yang malah boncos, sementara investor terkenalnya cuan besar.
Mengapa demikian?
1. Time Horizon Berbeda
Investor terkenal biasanya memiliki time horizon jangka panjang. Ia tidak peduli harga sahamnya turun. Bahkan harga tidak bergerak bertahun-tahun pun tidak masalah. Sebaliknya investor ritel biasanya berharap cuan besar dalam waktu singkat. Saat harga saham ditunggu tidak naik-naik, investor ritel sudah gerah duluan dan menjual saham tersebut.
2. Kondisi Finansial Berbeda
Investor terkenal biasanya tidak butuh duit. Mau harga saham turun lama pun tidak masalah. Masih dapat dividen. Tapi perlu diingat, investor terkenal sekalinya dapat dividen, dapatnya jumbo. Hidup mewah dengan dividen pun bisa. Beda dengan investor ritel, dividen buat jajan doang barangkali sudah habis.
Faktor BU (Butuh Uang) ini bisa berdampak signifikan pada kemampuan investor ritel menahan saham. Kalau pas BU ya terpaksa saham dijual walaupun belum saatnya.
3. Keyakinan Berbeda
Investor terkenal biasanya memiliki keyakinan (conviction) kuat terhadap saham yang dibelinya. Mereka membaca sendiri dengan teliti laporan keuangan perusahaan yang ingin dibeli sahamnya. Sedangkan orang yang mencontek apa yang dibeli investor terkenal umumnya tidak membaca laporan keuangan sendiri. Karena itu keyakinannya cuma setipis kertas tisu, membuat investor ritel lebih mudah melepas saham.
4. Kemampuan Psikologis Berbeda
Investor terkenal biasanya sudah berumur, jam terbangnya panjang. Lo Kheng Hong mulai berinvestasi tahun 1989. Mungkin di tahun tersebut kita masih balita atau malah belum lahir. Tergembleng dengan kejamnya dunia pasar modal, kemampuan psikologis investor terkenal biasanya sudah terasah. Sabarnya nggak ketulungan. Disiplinnya ampun. Sedangkan kita investor ritel yang masih unyu-unyu ngelihat saham turun dikit saja sudah gemeteran. Ngelihat saham naik dikit sudah gatel pingin jual. Gimana bisa dapat saham bagger?
Tips Bagi Yang Mencontek Strategi Investor Terkenal
Mencontek strategi investor terkenal memang terlihat mudah, tapi pada kenyataannya lebih sulit daripada yang kita bayangkan. Kita bisa mengkopi persis saham yang dibeli, tapi tidak bisa mngkopi kondisi finansialnya, keyakinannya, atau kesabarannya. Jika ingin mencontek strategi investor terkenal, kita harus membuat kondisi "mirip" dengan mereka. Yaitu:
- Berpikir jangka panjang
- Memantapkan kondisi finansial pribadi, setidaknya beli saham pakai uang dingin
- Memantapkan keyakinan terhadap saham yang dibeli, ikut membaca laporan keuangan dan analisis mendalam, tidak cuma asal ikut beli
- Bersiap secara mental
Semoga artikel ini bermanfaat.