Pasar saham tidak selamanya naik terus. Juga tidak selamanya turun terus. Jika diperhatikan ada pola siklus yang berulang di dalam pergerakan pasar saham. Pada bulan-bulan tertentu ada kecenderungan naik. Sebaliknya di bulan-bulan tertentu juga ada kecenderungan turun. Investor yang bisa memanfaatkan siklus ini berpotensi mendapatkan imbal hasil yang lebih besar. Berikut adalah siklus pasar saham yang saya pelajari berdasar data statistik IHSG selama 30-an tahun terakhir.
Data Bulanan Kinerja IHSG
Perhatikan tabel di bawah ini, yang berisi data kinerja IHSG setiap bulannya selama tahun 1990-2023, berarti sekitar 33 tahun terakhir.
Berdasar data historis, dapat disimpulkan secara rata-rata:
- Bulan yang menghasilkan kinerja paling tinggi adalah Desember (3,91%), diikuti Januari (2,15%)
- Bulan yang lebih sering memberikan kinerja positif adalah Desember, diikuti Januari
- Bulan yang menghasilkan kinerja paling rendah adalah Agustus (-2,85%), diikuti September (-1,33%)
- Bulan yang lebih sering memberikan kinerja negatif adalah September, diikuti Agustus
- Semua bulan berkinerja positif, kecuali Agustus dan September
Berbagai Siklus Pasar Saham
Pergerakan pasar saham membentuk beberapa siklus yang bisa diamati:
- Di bulan Desember, merupakan fenomena Window Dressing, dimana emiten dan Manajer Investasi mempercantik kinerjanya. Dilanjutkan dengan Santa Rally sekitar dua minggu di akhir tahun.
- Di bulan Januari, merupakan fenomena January Effect. Lanjutan dari penguatan di akhir tahun sebelumnya
- Di bulan Maret sd Juli, merupakan Earning Seasons dan Dividend Seasons. Di bulan-bulan ini biasanya emiten mempublikasikan laporan keuangan tahunan dan membagi dividen. Hal ini mendorong investor untuk memburu berbagai saham yang diperkirakan berkinerja baik atau membagi dividen besar.
Strategi Investasi Memanfaatkan Siklus Pasar Saham
Untuk memanfaatkan siklus pasar saham, kita dapat melakukan Sell In May And Go Away. Konsep ini menganjurkan untuk menjual saham di bulan Mei lalu membeli lagi di bulan November.
Tapi berdasar data historis IHSG di atas, kita perlu melakukan sedikit penyesuaian. Kita bisa menjual di kisaran bulan Juli, lalu membeli lagi di kisaran bulan September, Oktober atau November. Dengan cara ini diharapkan kita dapat mendapat harga murah lalu menjual di harga jauh lebih tinggi.
Yang perlu diingat sebenarnya kesimpulan di atas berdasar angka rata-rata. Jadi tidak selalu pasti harga naik atau turun di bulan-bulan tersebut. Fakta di lapangan bisa berbeda. Selain itu juga tergantung pada pemilihan saham itu sendiri.
Saya hanya menyarankan menggunakan kesimpulan di atas sebagai panduan umum saja.
Semoga artikel ini bermanfaat