Menjelang akhir tahun seringkali menjadi momen yang ditunggu-tunggu kalangan pelaku bursa saham. Inilah waktu untuk memoles diri sehingga bisa tampil sedikit lebih cantik. Tidak hanya bagi emiten, tetapi juga para Manajer Investasi. Caranya adalah lewat window dressing. Apakah window dressing itu? Apakah window dressing itu mitos atau fakta? Bagaimana investor menyikapi fenomena Window Dressing ini? Baca artikel ini untuk mengetahuinya.

Memanfaatkan Window Dressing Di Pasar Saham

Apa itu Window Dressing?

Fenomena Window Dressing adalah suatu kondisi dimana harga saham di bursa cenderung menguat jelang pergantian tahun. Akhir tahun biasanya dimanfaatkan oleh Fund Manager untuk meningkatkan kinerja portofolionya. Singkatnya supaya rapornya bagus. Windows dressing juga dilakukan emiten dalam mempercantik laporan keuangannya. Dalam pengertian ini, Windows dressing sebenarnya bisa terjadi pada setiap kuartal, saat laporan keuangan kuartalan keluar. Tetapi efek paling besar terjadi pada akhir tahun, saat tutup buku. Karena itu investor cenderung menyebut Window Dressing adalah fenomena menjelang akhir tahun. Selain itu ada kemungkinan pula, kenaikan berlanjut sampai Januari (disebut January Effect)

 

Apakah Window Dressing Benar Terjadi?

Window Dressing selain dipicu oleh usaha dari para emiten dan Manajer Investasi yang ingin mempercantik kinerjanya, secara psikologis investor juga mempengaruhi. Faktor self-fulfilling prophecy (kebiasaan umum yang dipercaya terjadi) pun juga menambah kuatnya peluang window dressing di akhir tahun.

Dari data IHSG secara historis, selama periode 1995-2021 saya menemukan bahwa di akhir tahun IHSG cenderung naik di akhir tahun. Perhatikan data di bawah. Hanya di tahun 1997 dan 2000 saja IHSG tidak menguat di bulan Desember. Tingkat kenaikannnya memang bervariasi, dari sekitar 0,42% sampai 15%. Jadi setidaknya dari data 27 tahun terakhir, ada probabilitas 92,5% lebih terjadi window dressing

Data Window Dressing di Pasar Saham 1995-2021


Bagaimana Menyikapi Fenomena Window Dressing?

Dari data di atas memang terlihat bahwa menjelang akhir tahun IHSG cenderung meningkat. Dengan memanfaatkan fenomena Window Dressing investor bisa mendapatkan keuntungan investasi dalam jangka pendek. Dengan kata lain, jika investor berinvestasi pada akhir November dan menjualnya pada akhir Desember, besar kemungkinan investor akan memperoleh keuntungan.

Meski begitu, ketika terjadi fenomena window dressing bukan berarti investor bisa membeli sembarang saham tanpa mempertimbangkan kondisi fundamental perusahaannya. Data di atas hanya memperlihatkan fenomena di IHSG, bukan per saham. Karena itu kita harus mencermati saham yang kita pilih. Windows dressing terjadi di IHSG, bukan berarti terjadi pada semua saham. Pemilihan saham yang salah juga dapat menyebabkan kerugian.

 

Tips Memanfaatkan Window Dressing:

Sebaiknya Anda tetap mempertimbangkan faktor fundamental dari saham yang akan dibeli. Jika Window Dressing tidak terjadi pada saham yang dibeli, Anda masih bisa memegangnya tanpa perlu terlalu kuatir. Jika sewaktu-waktu terkoreksi kembali, saham yang memiliki fundamental kuat umumnya memiliki daya tahan yang lebih kuat.

  1. Investor sebaiknya memilih saham yang menjadi pendorong utama indeks. Biasanya saham penggerak indeks adalah bluechips atau perusahaan berkapitalisasi besar.
  2. Sebaiknya tetap konfirmasikan dengan Analisis Teknikal atau dalam arti cari saham yang dalam kondisi cenderung naik.
  3. Belum tentu Window Dressing terulang kembali. Oleh karena itu, bagi investor yang ingin berspekulasi di penghujung tahun, disarankan untuk tetap berhati-hati. Gunakan alokasi dana yang memang untuk spekulasi, bukan dana utama investasi. Hal ini untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

Semoga artikel ini bermanfaat.

>> Jangan Lewatkan

Member Rekomendasi saham JurusCUAN saldo naik 170%

Segera bergabung ke Rekomendasi Forex JurusCUAN
Sudah dibuktikan oleh member-member lain bisa memberikan profit